Masterceme - Di setiap lokasi angker selalu menyimpan cerita tersendiri. Kisah nyata kali ini berasal dari ujung barat gowasari jurung jero. Lebih tepatnya di sebuah jembatan gantung yang terkenal angker dan menyeramkan. Kisah ini bercerita tentang hantu kepala tanpa badan. , yang sudah terkenal di kalangan masyarakat. Tempat ini memiliki daya mistis yang tinggi. Bahkan dianggap sebagai sentra gaib di wilayah tersebut.
Jembatan gantung ini terlihat seperti jembatan lainnya. Tidak ada yang istimewa atau aneh. Di siang hari jembatan ini sering digunakan warga sekitar. Tidak terlihat angker sama sekali. Namun di malam hari, suasana di jembatan gantung ini terlihat berbeda. Terlihat menyeramkan dan membuat bulu kudu merinding. Bahkan bagi sebagian orang, selalu merasa merinding bila melewati jembatan tersebut.
Keangkeran jembatan gantung ini disebabkan oleh hantu kepala tanpa badan yang menghuni jembatan. Setiap tahunnya hantu tersebut akan memburu satu orang yang melintas di sekitar jembatan. Oleh karena itu, pasti ada orang meninggal di sekitar jembatan gantung ini setiap tahunnya. Sudah banyak korban yang berjatuhan di jembatan ini
Ketika melewati jembatan ini memang harus hati-hati. Bukan hanya terror hantu kepala tanpa badan. Namun juga karena kondisi jembatan yang cukup rapuh. Ada beberapa fakta aneh tentang hantu penunggu jembatan ini. Hantu ini suka mengganggu wanita penjual ayam yang sering melintasi jembatan. Sudah banyak orang yang mengalami kisah mistis di jembatan ini
Salah satunya nenek juminem. Kejadian ini terjadi tepat di malam syuro. Saat itu dia melintas jembatan gantung tersebut untuk pergi ke pasar. Dia berangkat pada pagi hari sebelum adzan subuh, pada hari itu tubuhnya sedikit merasa capek, setelah seharian memetik bawang merah di tetangganya. Namun ia harus pergi ke pasar untuk menjual ayam-ayamnya.
Dengan menggunakan bawahan kain batik dan atasan kebaya zaman dulu, dia berjalan sendiri di sekitar kampung. Pada saat itu di kampungnya belum banyak penerangan. Di punggungnya membawa beban ayam yang cukup berat. Setelah berjalan cukup lama, nenek juminem sampai di jembatan gantung diatas sungai gowasari. Jembatan terlihat menyeramkan, namun hanya jembatan itu jalan baginya.
Saat akan melangkah ke atas jembatan, langkahnya terhenti karena mendengar suara ayam berkokoh yang begitu keras, dia mencoba mencari sumber suara, namun tidak ditemukan kokok ayam sama sekali. Ayam yang dibawanya juga tidak terdengar berkokok. Ia pun memilih untuk melanjutkan perjalanan. Namun tiba-tiba dia melihat ayam betina, dibawanya ayam betina tersebut di gendongan tangannya.
Keranjang ayam bawaanya terasa berat. Kemudian terdengar suara syik asyik. Nenek jumiyen tidak menyadari hal tersebut. Dia tetap berjalan santai. Ayam yang berada di gendongan tangannya lama-lama semakin berat dan suaranya yang terdengar semakin jelas. Karena curiga, dia pun mencoba melihat ayam tersebut. Betapa kagetnya dia, karena yang dipegangnya bukanlah ayam betina melainkan kepala manusia dengan wajah tersenyum menyirangi.
Dia pun langsung melemparkan kepala tersebut dan berlari ketakutan. Yang terjadi kepala tersebut tidak jatuh ke sungai, namun terbang tinggi meninggalkan jembatan. Ketika sampai di rumah, badan nenek jumiyen masih terasa panas dingin, dia selalu terbayang sosok kepala tanpa badan tersebut, ternyata yang pernah mengalami kisah nyata tersebut bukan hanya nenek jumiyen. Namun banyak warga desa yang mengalaminya.
No comments:
Post a Comment