Masterceme, Mistis - Di makam Panembahan Jogoboyo, terdapat bambu keramat, yang diburu para pengalap berkah. Konon, dengan bambu keramat ini, bisa dijadikan jimat untuk keperluan apa saja.
Makam Panembahan iogoboyo ini, berada di komplek pemakaman umum, di Dukuh Mbadan, Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, Kulonprogo. Seperti halnya makam-makam keramat lainnya, makam Panembahan iogoboyo ini selalu ramai dikunjungi para pezirah dan pengalap berkah. Kedatangan para pengalap berkah ini, dengan berbagai pinuwunan. Ada yang bertujuan untuk pinuwunan derajat pangkat, kerejekian, keselamatan, penglarisan, mendapatkan jodoh, serta masih banyak lagi.
“Asal untuk tujuan baik, silahkan saja. Tapi kalau pinuwunannya neko-neko (tak baik), ya tanggung sendiri akibatnya,” jelasSutarto (36), juru kunci makam Panembahan jogoboyo.
Jika dibandingkan makam keramat Iainnya, makam Panembahan Jogoboyo ini terlihat unik. Berada dalam sebuah cungkup, di dalamnya terdapat 4 buah makam, yang terbagi menjadi dua bagian, yang dipisahkan dengan kain putih.
Ke empat makam ini, menurut Sutarto, semuanya merupakan makam Panembahan Jogoboyo. Konon, Panembahan Jogoboyo meninggal 4 kali. Hal ini biasa terjadi pada orang-orang sakti jaman dulu, seperti yang terjadi pada para wali. Setiap kali beliau meninggal, dimakamkan di tempat ini. Namun tak lama kemudian, Panembahan Jogoboyo akan hidup kembali, dengan tibatiba saja sudah ada di lokasi itu. Dan kejadian itu, berlangsung hingga 4 kali.
Menurut Sutarto, semasa hidupnya, Panembahan Jogoboyo itu orang linuwih dan dikenal sakti. Kesaktiannya setingkat wali. Jadi tak heran, jika Panembahan Jogoboyo bisa mati dan hidup lagi.
Siapakah Panembahan Jogoboyo ini? Kenapa makamnya bisa berada di daerah Karangwuni, Wates, di kawasan pantai selatan? Dari cerita turun temurun yang diterima Sutarto, bahwa sebenarnya, Panembahan Jogoboyo ini memiliki nama lain, yakni Kyai Mursid.
Kyai Mursid ini, merupakan salah satu anak turun dari Prabu Brawijaya V atau Brawijaya Pamungkas, dari salah satu istri selirnya. Keturunan Brawijaya ini berganti nama setelah dirinya memeluk agama Islam.
“Panembahan Jogoboyo ini 8 bersaudara. Beliau itu anak paling besar. Saudara-saudaranya, Bangtopo, Wonosegoro, Samudro, Nyi Ageng Panggung, Buto Luhcahyo, Kyai Jogo, dan Nyai Ageng Roro Denok,” jelas Sutarto, suami dari wanita bernama Sudariyah ini.
Setelah Kerajaan Majapahit runtuh oleh serangan kerajaan Demak pada tahun 1478, banyak para bangsawan dan kerabat kraton melarikan diri. Salah satunya, Panembahan Jogoboyo ini. Karena sudah memeluk Islam,Panembahan Jogoboyo ini berganti nama menjadi Kyal Musrid, agar tak mudah dilacak tentara Demak.
Saat melarikan diri ini, Panembahan Jogoboyo dilkuti beberapa pengikut setianya. Dalam pelariannya, sampailah mereka ini di suatu daerah di pesisir pantai selatan. Di tempat ini, Panembahan Jogoboyo babad alas, dengan mendirikan pemukiman, yang pada akhirnya dikenal dengan nama desa Karangwuni. Lambat laun, pemukiman ini menjadi ramai. Dan dibawah kepemimpinan Panembahan Jogoboyo, Karangwuni menjadi daerah ramai. Sebagai kawasan yang rawan, berkat kesaktian Panembahan Jogoboyo, daerah Karangwuni aman dari gangguan para perampok dan penjahat.
Mendekati usia senja, tiba-tiba Panembahan Jogoboyo meninggal, dan dimakamkan di tempat itu. Sepeninggal Panembahan Jogoboyo, daerah Karangwuni menjadi rawan gangguan, karena tak ada tokoh yang melindunginya. Keadaan ini menjadikan penduduk resah.Mereka ini mengeluh, dan meratap,sambil berdoa,” Seandainya Panembahan Jogoboyo masih hidup, tentu daerah Karangwuni akan aman dari gangguan”.Keajaibanpun terjadi.
“Setelah itu, tiba-tiba saja Panembahan Jogoboyo hidup (muncul) kembali. Dan kejadian ini berlangsung hingga empat kali. ltulah kenapa, makamnya ada empat. Semuanya berada dalam satu cungkup,” cerita Sutarto.
Setelah Panembahan Jogoboyo benar-benar meninggal, di atas makamnya sebelah utara, tumbuh serumpun bambu. Karena tumbuh di atas pusara tokoh sakti, serumpun bambu ini akhirnya tumbuh menjadi bambu keramat. Dan seiring perkembangan jaman, sepeninggal Panembahan Jogoboyo, makamnya sering jadi jujugan para peziarah dan pengalap berkah. Dan setiap pengalap berkah yang datang, pasti akan meminta bambu keramà t ini untuk dijadikan jimat.
Namun karena sering disalahgunakan, akhirnya pada tahun 90 an, bambu keramat ini ditebang habis. Toh begitu, secara tak kasat mata, bambu ini tetap ada, tapi berada di alam gaib. ltutah, jelas Sutarto, asal mula adanya bambu keramat Panembahan Jogoboyo, yang menjadi buruan para pengalap berkah.
Kata Sutarto, selain makamnya ada empat, keuniikan lain dari makam Panembahan Jogoboyo ini hanya biasa saja, berupa gundukan tanah. Konon, Panembahan Jogoboyo ini tak mau makamnya dibangun nisan.
“Sejak jaman dulu, makam Panembahan iogoboyo ya seperti ini. Uniknya,selalu kelihatan basah, seperti makam baru. Pernah mau dibangun nisan, tapi entah kenapa, nisannya tiba-tiba hilang tanpa bekas,” cerita Sutarto
Sebagai juru kunci, Sutarto harus siap sewaktu-waktu, jika ada pengalap berkah - yang membutuhkannya. Pengalap berkah bisa datang kapan saja. Namun yang paling banyak, pada malam Selasa KIiwon dan Jum’at Kliwon, dua hari keramat yang dipandang paling oke untuk pinuwunan.
Jelas Sutarto, para pengalap berkah yang datang, melakukan ritual di makam Panembahan Jogoboyo, dengan tujuan masing-masing. Dan kebanyakan, mereka berhasil mencapai tujuannya setelah ritual di sini. Ternyata, kata Sutarto, kedatangan para pengalap berkah ini, tak hanya sekedar melakukan ritual semata. Tapi mereka punya tujuan lain, yakni ingin mendapatkan sebilah bambu keramat.
Mitos memang menyebutkan, di makam Panembahan iogoboyo ini, terdapat bambu keramat, yang ada di alam gaib. Namun dengan laku ritual tertentu, bambu ini bisa didapat secara nyata. Dengan bambu keramat ini, oleh pengalap berkah dijadikan jimat sebagai sarana untuk keberhasilan tujuan mereka. Menurut Sutarto, dalam bambu keramat ini, tersimpan kekuatan gaib yang sangat dahsyat.
“Tergantung tujuannya. Kalau untuk dagang, ya bisa jadi jimat penglaris. Untuk derajat pangkat, memiliki kekuatan untuk kewibawaan. Untuk perjodohan, memiliki khasiat untuk pengasihan,” ungkap Sutarto, soal khasiat bambu keramat Panembahan Jogoboyo ini.
Dari pengalaman Sutarto, meski adanya di alam gaib, namun banyak pengalap berkah yang bisa mendapatkan bambu keramat ini. Dengan sarana bambu keramat ini, pengalap berkah bisa suskes menggapai cita-citanya.
Jelas Sutarto, bambu keramat Panembahan Jogoboyo, hanyalah bambu biasa. Namun karena bukan sembarang bambu, maka bambu ini dianggap keramat. Pada bambu ini, ada penunggu gaibnya.
“Bentuknya bisa bermacam-macam, yang penting bagian dari bambu. Bisa rantingnya, kulit, atau hanya sepotong saja. Khasiatnya sama saja,” kata Sutarto, ayah 3 anak ini.
Lantas, bagaimana cara mendapatkan bambu keramat ini? Untuk bisa mendapatkan bambu keramat ini, maka harus didapatkan dengan cara ritual. Pengalap berkah bisa mendapatkannya sendiri, atau melalui bantuan juru kunci. Untuk uborampenya, tak ada syarat khusus. Bisa membawa kembang menyan, membakar hio, atau lainnya. Semuanya tergantung kemantapan hati masing-masing. - Jika pengalap berkah ingin melakukan ritual sendiri tanpa melalul perantara juru kunci, Sutarto juga mempersilahkannya. Tapi untuk bisa mendapatkan jimat bambu keramat ini, tak setiap pengalap berkah bisa mendapatkannya.
Selain faktor keberuntungan, diperlukan juga niat atau tujuan yang baik dari pengalap berkah itu sendiri. Jika sudah didasari dengan niat yang suci, Sutarto meyakini, Panembahan Jogoboyo akan memberikan jimat bambu keramat ini. Narnun jika tujuannya sudah melenceng, atau tidak baik, maka Sutarto mengingatkan agar hati-hati. Karena justru bisa celaka atau sial yang didapat. Karena itu, diperlukan kesiapan khusus agar semuanya berjalan lancar.
“Yang pasti, niat atau tujuan harus baik.
Diutamakan, kondisi pengalap berkah juga suci lahir batinnya. Diawali dengan puasa malah Iebih bagus. Panembahan Jogoboyo lebih tahu, dan beliau pasti tak salah pilih dalam memberikan jimat bambu keramat ini,” ungkap Sutarto lebih jauh.
Dengan ritual, pengalap berkah yang beruntung akan ditemui sosok Panembahan Jogoboyo, yang dalam penampakannya selalu memakai surban dan jubah putih, serta tangan kanannya selalu memegang tasbih. Sosok berkumis tipis dan berjenggot ini, akan memberikan petunjuk, dimana bambu keramat ini bisa didapat. Dan yang bisa mengartikan petunjuk ini hanyalah juru kunci. Bambu keramat ini kata Sutarto bisa tiba-tiba saja ada dalam Iingkungan makam, entah itu di dalam cungkup, atau bisa juga diluar cungkup. Dan wujudnya juga bisa bermacam-macam, tak mesti dalam ujud bambu secara utuh.
Setelah bambu didapat, maka selanjutnya bisa dijadikan jimat, sesuai tujuannya masing-masing. Pemakaiannya cukup mudah. Tinggal membawanya kemanapun pergi. Diyakini, dengan sarana bambu keramat ini, ada energi positif yang memancar dari si pernakainya.
Aura yang berenergi positif ini secara otomatis akan menjadikan si pengalap berkah lebih cepat mencapa segala tujuannya. Khodam gaib dari jimat bambu keramat, secara tidak Iangsung akan membantunya. Selain bisa untuk jimat kesuksesan, bambu ini bisa juga memiliki khasiat untuk jaga diri atau keselamatan, baik itu dari serangan nyata maupun serangan gaib. Kata Sutarto, jika ada marabahaya yang menyerangnya, bambu ini akan kelihatan bersinar. Dan itu bentuk proteksi dari penunggu gaib bambu keramat ini.
“Tapi jangan lupa, semua itu yang mengabulkan Tuhan Yang Maha Esa. Ziarah dan ngalap berkah di sini, serta adanya bambu keramat ini, hanya penantara saja,” jelas Sutarto wanti-wanti.
Cerita Sutarto, sebenarnya, bambu keramat Panembahan Jogoboyo ini dulu-dulunya ada, dan tumbuh di sebelah utara (atas) makam. Dulu, pengalap berkah bisa Iangsung mendapatkan bambu keramat ini, dengan seijin juru kunci. Soal kekeramatan bambu di makam Panembahan Jogoboyo ini, sangatlah melegenda.
Cerita Sutarto, dulu mitosnya, setiap pohon bambu yang tumbuh di wilayah Mbadan, juga memiliki khasiat seperti - halnya bambu keramat yang ada di makam Panembahan jogoboyo. Dan bambu dari Mbadan ini, tak boleh diperlakukan sembarangan, karena bisa kualat.
Namun dalam perkembangannya, ternyata bambu keramat ini banyak disalahgunakan oleh para pengalap berkah, untuk mencelakakan orang lain. Dan orang yang sudah terkena tuah dari bambu keramat ini, akan sulit disembuhkan, bahkan bisa berujung dengan kematian. Dengan pertimbangan itulah, akhirnya bambu ini ditebang sampai habis. Itu terjadi saat juru kunci masih dipegang oleh Mbah Hanjo Wiyono, ayah Sutarto di tahun 90 an. Saat menghabisi bambu keramat ini, juga diperlukan prosesi yang sulit, karena harus ijin dulu sama Panembahan Jogoboyo.
Toh begitu, meski secara nyata bambu keramat ini sudah tidak ada, namun secara gaib, bambu ini masih ada. Dan untuk bisa mendapatkan bambu ini, hanus seijin Panembahan Jogoboyo.
“Ya dengan ritual tadi. Biasanya pengalap berkah akan kami pandu dengan menggelar mujahadah di sini. Tujuannya, agar tak disalahgunakan. Dengan ritual ini, ada semacam seleksi. Dan pengalap berkah yang bisa mendapatkannya, benar-benar pilihan,”pungkas Sutarto, juru kunci generasi ke 7 ini.sumber:misteri.