Masterceme, Mistis - Mengerikan. Tempat tinggal sementara kami yang baru, yakni rumah dinas Ayah terletak di kompleks perumahan angker. Rasanya campur aduk, jika kami terus berada di perumahan angker ini. Setumpuk cerita horor tak sanggup lagi kami dengarkan, apalagi kami rasakan.
Minggu lalu, keluarga kami baru pindah rumah ke kompleks perumahan dinas tempat Ayah bekerja di Kota Bandung. Lingkungan baru kami terbilang sepi karena penghuninya jarang bersosialisasi.
Saking sepinya, tak sedikit cerita-cerita mengerikan terdengar soal kompleks perumahan di bilangan Pasteur ini. Banyak orang menyebut soal tempat tinggal baruku ini angker. Maka dari itu warga kompleks benar-benar duduk manis di dalam rumah.
Dari cerita yang beredar, ada makhluk halus berwarna putih yang kerap berkeliling kompleks untuk mengganggu siapa pun yang masih berada di jalanan.
Karena aku orang yang nggak berani-berani amat, cerita ini jelas cukup membuat nyaliku ciut. Namun, ini zaman digital, zaman now yang realistis, maka cerita itu hanya membuat aku sedikit takut saja dan membuang jauh gosip yang beredar di dalam kompleks ku tersebut.
Namun untuk antisipasi, aku terpaksa pulang ke rumah sebelum Magrib, biasanya dalam perjalanan aku selalu berdoa hingga sampai rumah ku saat ini. Sementara mobilku kupacu lebih cepat karena takut melihat makhluk halus berwarna putih yang mengerikan tersebut.
Suatu hari Kakak Sepupu datang ke rumah dengan tergesa-gesa. Wajahnya memerah dan berkeringat, tampak seperti orang ketakutan yang barusan melihat hantu saja.
Seraya berlari kecil, Kakak mengatur napas.
“Kenapa, Kak?” tanyaku kepo.
“Tadi Kakak sepertinya menabrak orang di jalan depan taman itu dek.”
Kakak menggeleng sembari ngeloyor ke ruang dapur, “Orangnya hilang pas tadi kakak cek dek.” jawabnya singkat.
Setelah makan malam, baru Kakak menceritakan apa yang terjadi.
“Tahu nggak, tadi tepat di ujung taman, ada wanita menyeberang tiba-tiba. Munculnya pun tiba-tiba. Kakak di buat kaget oleh wanita tersebut, lalu menabrak tuh orang. Kakak sampai kepentok setir karena rem mendadak.”
“Terus kok tadi bilang hilang?”
Nah, waktu kepala tegak lagi, wanita itu udah nggak ada. Malahan nggak ada siapa-siapa. Kakak keluar, lihat sampai kolong mobil juga nggak ada orang. Di taman juga nggak ada orang.”
Hening sebentar. Aku pun mulai berpikir, kok aneh masa udah ketabrak kok nggak ada orang.
“Cewek itu ciri-cirinya gimana? Mungkin aku kenal.”
“Aduuh…Kakak nggak lihat mukanya,” jawabnya, “Wanita itu pakai baju putih panjang, rambutnya terurai menutup wajahnya .”
Seketika saja aku langsung merinding, buku kuduk pun langsung berdiri mendengar jawaban Kakak.
Cerita Kakak membuatku ketakutan berada di kompleks perumahan angker ini. Tapi, apapun juga, aku harus tetap berpikir positif. Lagian aku tidak mengganggu makhluk atau tempat angker itu, jadi seharusnya tak perlu khawatir.
Suatu hari, Mama memintaku untuk mengantarkan makanan kepada salah seorang temannya (tetangga kompleks). Rumah teman Mama letaknya agak berjauhan. Berada di bagian belakang taman, sedangkan rumah kami di area samping.
Saat itu, malam hampir menunjukkan pukul 8. Lampu di kompleks perumahan angker ini memang menyala, tapi redup. Sementara suasana sepinya benar-benar Sangat sungguh mengganggu .
Demi mengikuti permintaan Mama, aku pun branikan diri untuk berangkat. Sebelumnya, Aku tak pernah ke rumah teman Mama ku, jadi aku berjalan pelan-pelan sambil mengamati nomor rumah yang kulewati tersebut.
Bagian belakang kompleks perumahan angker ini ternyata jauh lebih sepi dan mengerikan.
Di sebuah tikungan, Aku berbelok. Di sana, Aku menyadari ada orang bersepeda sedang berputar di sebuah bundaran kecil kompleks.
Aneh sekali. Ini ada orang memakai baju kantoran, bersepatu, mengitari bundaran berkali-kali, di malam hari,
Saat aku mendekati bundaran, orang bersepeda tadi langsung bergerak mendahuluiku. Dalam hati, sempat merasa lega karena perasaan “Aku tak sendiri”, Aku pun diam-diam mengikuti orang bersepeda tadi. Rasa-rasanya, orang itu kok juga mengarah ke nomor rumah yang Aku cari.
Di depan sebuah belokan kecil menunggu kami. Orang bersepeda tadi berbelok, aku mengikutinya. Saat itu, Aku kaget bukan main.
Orang bersepeda tadi hilang tanpa bekas. Dibelokan ini, tidak ada seorang pun kecuali aku. Seluruh pagar rumah di sana tertutup rapat, tidak ada tanda-tanda seseorang baru saja memasuki pagar atau rumah.
bertapa kaget nya mama aku di saat aku mencerita kan kejadian ku tadi.
No comments:
Post a Comment